Garut – Dini Turipanam Alamanda, dosen muda kelahiran Garut 7 Januari 1986 yang keseharianya mengajar managemen di Fakultas Ekonomi Universitas Garut (Fekon UNIGA), mendapat beasiswa untuk mempelajari kehidupan Muslim di Jerman. Dia terpilih Bersama 14 intelektual muda Muslim Indonesia lainnya dalam “Life of Muslim in Germany – Study Program 2018” yang diselenggarakan oleh Goethe-Institut Indonesia bekerjasama dengan Universitas Paramadina. Mereka yang terpilih berasal dari latar belakang profesi yang berbeda seperti dosen, peneliti, jurnalis, dan praktisi dalam bidang keislaman dan sosial keagamaan.

Melalui program ini, Dini tertarik untuk melihat bagaimana kebijakan pemerintah Jerman terhadap pendidikan agama di sekolah–termasuk untuk Muslim—dan proses integrasi para imigran Muslim dengan masyarakat lokal di sana.

“Mengikuti kegiatan ini buat saya adalah kesempatan untuk mengeksplorasi langsung apa yang sebenarnya ada dan berkembang dalam kehidupan Muslim di Jerman, Populasi mereka sudah mencapai 4,7 jiwa; ketiga setelah Kristen dan Irreligious. Konflik yang terjadi di beberapa negara Muslim di Timur Tengah mendorong meningkatnya imigran Muslim. Memahami proses integrasi imigran Muslim dan pendidikan Islam di sana penting untuk melihat wajah dunia ke depan, khususnya hubungan Islam dan Barat” ungkap Dini

Dekan Fakultas Ekonomi UNIGA Dr. Wati Susilawati, SE., M.Si mengapresiasi keikutsertaan Dini dalam program ini. Menurut Dr. Wati, program ini bukan hanya bermanfaat bagi dosen bersangkutan, tapi juga untuk Fakultas Ekonomi Uniga.

“Kami berharap yang bersangkutan bisa mempelajari bagaimana model pendidikan Islam untuk komunitas muslim yang minoritas di sana. Tentu ini sangat sejalan dengan filosofi Uniga. Semoga selesai program ini dia akan membawa perspektif baru untuk iklim kampus kami” tutur Wati.

Program ini diselenggarakan pada 7-21 Juli 2018. Para intelektual muda itu mengunjungi program-program studi Islam di beberapa universitas di Jerman, di antaranya: Freie Universität Berlin, Universität Hamburg, dan Universität Göttingen. Selain itu mereka juga akan secara langsung berdiskusi dengan komunitas dan organisasi Muslim tentang bagaimana kehidupan Muslim di tengah negara yang sekuler. (abar)